BAB II
PEMBAHASAN
“KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN MADRASAH BERDASARKAN AJARAN ISLAM”
A.
HAKEKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada
pilihan-pilihan atau alternatif dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan
dengan teori real life choice, yang menyatakan dalam kehidupan sehari-hari
manusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan di antara sejumlah alternatif.
Pilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitan dengan alternatif dalam
penyelesaian masalah yakni upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara
keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan.
Pengambilan keputusan adalah akhir proses panjang tentang
identifikasi masalah, penetapan peersyaratan pemecahan masalah, identifikasi
alternative dan penilaian strategi penyelesaian masalah, (Roger Kaufman).
Begitu pula Baron, (1985) menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan
proses pemilihan alternative.
Matlin(1998) menyatakan bahwa situasi pengambilan
keputusan yang dihadapi seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatu
pengambilan keputusan. Setelah seseorang berada dalam situasi pengambilan
keputusan maka selanjutnya dia akan melakukan tindakan untuk mempertimbangkan,
menganalisa, melakukan prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatif
yang ada.
Dalam tahap ini reaksi individu yang satu dengan yang
lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Ada individu
yang dapat segera menentukan sikap terhadap pertimbangan yang telah dilakukan,
namun ada juga individu lain yang tampaknya mengalami kesulitan untuk
menentukan sikapnya.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Arroba (1998) menyebutkan 5 faktor
faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan, yaitu: (1) informasi
yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi; (2) tingkat pendidikan; (3)
personality; (4) coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait
dengan permasalahan (proses adaptasi); dan (5) culture. Hal senada dikemukakan
Siagian (1991) bahwa terdapat aspek-aspek tertentu bersifat internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Adapun aspek internal tersebut antara lain :
Ä
Pengetahuan. Pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang secara langsung maupun tidak langsung akan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin luas pengetahuan
seseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.
Ä
Aspek kepribadian. Aspek
kepribadian ini tidak nampak oleh mata tetapi besar peranannya bagi pengambilan
keputusan.
Sementara aspek eksternal dalam
pengambilan keputusan, antara lain :
·
Kultur. Kultur yang
dianut oleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu. Hal ini
berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
·
Orang lain. Orang lain
dalam hal ini menunjuk pada bagaimana individu melihat contoh atau cara orang
lain (terutama orang dekat ) dalam melakukan pengambilan keputusan. Sedikit
banyak perilaku orang lain dalam mengambil keputusan pada gilirannya juga
berpengaruh pada perilkau individu dalam mengambil keputusan.
Dengan demikian, seseorang yang telah mengambil
keputusan, pada dasarnya dia telah melakukan pemilihan terhadap
alternatif-alternatif yang ditawarkan kepadanya. Kendati demikian, hal yang
tidak dapat dipungkiri adalah kemungkinan atau pilihan yang tersedia bagi
tindakan itu akan dibatasi oleh kondisi dan kemampuan individu yang
bersangkuran, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan fisik dan aspek
psikologis.
Seorang pemimpin pendidikan harus mampu menjadi pemecah
masalah bagi dirinya dan orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai
seorang pemimpin, karena mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus berani
mengambil keputusan. Karena posisinya sebagai problem solver, ia harus
benar-benar memiliki daya analisis yang tinggi, sehingga keputusan yang
diambilnya sudah dipertimbangkan secara matang, yang dapat dilakukan melalui
studi kasus, pengamatan, maupun wawancara terfokus.
Pemimpin pendidikan sebagai problem solver dituntut
untuk memiliki kreativitas dalam memecahkan masalah dan mengembangkan
alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif untiuk memecahkan masalah dapat
dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
o
Tahap orientasi masalah,
yaitu merumuskan masalah dan mengindentifikasi aspek aspek masalah tersebut.
dalam prospeknya,
si
pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalahyang
dipikirkan.
o
Tahap preparasi. Pikiran
harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah tersebut.
Kemudian informasi itu diproses untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada
tahap orientasi.
o
Tahap inkubasi. Ketika
pemecahan masalah mengalami kebuntuan maka biarkan pikiran beristirahat
sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan bekerja secara otomatis
untuk mencari pemecahan masalah.
o
Tahap iluminasi. Proses
inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham serta serangkaian
pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah.
o
Tahap verifikasi, yaitu
melakukan pengujian atas pemecahan masalah tersebut, apabila gagal maka tahapan
sebelummnya harus di ulangi lagi.
Dalam hal mengambil keputusan, antar individu yang satu
dengan individu yang lain melakukan pendekatan dengan cara yang tidak sama.
Setiap orang mempunyai cara unik dalam mengambil keputusan. Jadi ada gaya yang
berbeda-beda antar individu yang satu dengan yang lain dalam melakukan
pengambilan keputusan. Harren (1980) menyebutkan gaya pengambilan keputusan
adalah cara-cara unik yang dilakukan seseorang di dalam membuat
keputusan-keputusan penting dalam hidupnya.
Gaya pengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi
seseorang. Gaya pengambilan keputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individu
dalam kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan miliknya serta menjadi pola
respon saat individu menghadapi situasi pengambilan keputusan. Gaya pengambilan
keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu (Phillips, dkk.
1984).
Harren, dkk. membedakan pengambilan
keputusan ke dalam 2 (dua) gaya pengambilan yang berseberangan yaitu gaya
rasional dan intuitif. Penggolongan dua gaya ini didasarkan atas:
Tingkat individu
menggunakan strategi pengambilan keputusan yang bersifat emosional.
Cara individu mengolah dan
menanggapi informasi serta melakukan evaluasi dalam situasi pengambilan
keputusan.
10
LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM MENGAMBIL SUATU KEPUTUSAN
1.
Ketika kelesuan anda sedang
memuncak dari celah-celah gunung tekanan kerja,
maka
terimalah pemikiran/ pendapat pertama yang ditawarkan kepada anda.
2.
Kumplkanlah berbagai informasi
yang cocok dengan keinginan anda dan berusahalah selalu untuk menetapkan
benarnya keinginan anda yang bertentangan dengan realitas
3.
Jadikanlah sebagian khayal negatif
anda sebagai penjara bagi pemikiran anda, dan jadikanlah para sipir (penjaga
penjara) anda sebagai pengalaman kegagalan anda yang lalu. Ingat!! "Tidak
ada yang paling menakutkan selain rasa takut itu sendiri (Francois Bacon)"
4.
Perhatikanlah berbagai realitas
yang menumpuk ketika anda sedang marah karena "Kemarahan itu kesempatan
kecil dari kegilaan" (Hawaris)
5.
Permohonanmu ditolak, hubunganmu
dengan orang-orang sekitar pun tidak harmonis. Bahkan anda pun telah kehilangan
para pendukungmu. Sekarang mulailah untuk melakukan perjalanan penuh frustasi,
perjalanan penuh lika-liku karena anda hidup di dunia ini, bukan disurga.
6.
Jangan memperhatikan segala
informasi dan keluarkanlah keputusan yang cepat sekarang juga! Karena banyaknya
informasi akan membuat mungkin saja keputusan anda akan semakin matang, namun
tidak tepat pada waktunya.
7.
Janganlah anda merasa puas kecuali
dengan sesuatu yang ideal. Tunggulah, disana banyak informasi yang belum engkau
dapatkan. Bukalah seluruh jiwa ragamu untuk menghadapi kelesuan, karena waktu
anda untuk menyelesaikannya sangat terbatas. "Ketika kita berhenti sejenak
untuk berpikir, maka kesempatan biasanya segera meninggalkan kita"
(Paplelius)
8.
Esok anda akan memulai untuk
membuat keputusan, dan esok, anda harus mengatakan. Apapun yang akan terjadi
nantinya lakukan dan hadapilah karena sesunggunhya untuk menyelesaikan segala
anda hanya memutuhkan keberanian untuk menghadapi. "Celakalah orang-orang
yang suka menunda-nunda pekerjaan" (Al-Hadits)
9.
Bukalah lebih banyak dari satu
dokumen dan pelajarilah lebih banyak lagi dari satu masalah. Jangan hanya
memperhatikan hal-hal yang paling utama, karena dalam hidup anda akan
menghadapi berbagai macam masalah pada masa, tempat dan waktu yang
berbeda-beda. Perbanyak pengalaman anda.
10. Keputusanmu itu sebagai respon atas apa yang kamu dengar. Oleh
sebab itu, mulailah mebuat ribuan keputusan.
B. METODE DAN
TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.
METODE
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi
ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama,
didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan
dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan
keputusan. Ada beberapa metode dalam pengambilan keputusan dalam organisasi
yaitu :
Ä Kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh
para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini
memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain
itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang
dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu
sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya
ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih
bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
Ä Pendapat ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya
diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki
kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan
ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap
ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli
tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan
indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik;
untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak
setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
Ä Kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule
after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota
organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang
diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para
anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam
pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang
terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat
diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari
pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan,
yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau
pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan
pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan
kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
Ä Kesepakatan (consensus).
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota
dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan
keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota
organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik
seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain
itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang
paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih
lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler
dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang
menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan
keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam
situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
a.
Jumlah waktu yang ada dan dapat
dimanfaatkan,
b.
Tingkat pentingnya keputusan yang
akan diambil oleh kelompok, dan
c.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki
oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
b.
TEKNIK
Ä
Teknik
Kreatif
a. Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan
kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota
untuk melontarkan ide-idenya.
b. Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif
dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran
(output) kreatif individual dan kelompok
Ä
Teknik
Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan.
Ä
Teknik
Modern
1.
Teknik
Delphi
Teknik Delphi termasuk ke
dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan
menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai Konsensus
dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah satu
teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik Delphi merupakan
latihan dalam kelompok komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan
Ziglio, 1996) yang memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani
masalah kompleks dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu
terdiri dari serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem
komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk
mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan
masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli.
2.
Teknik
Kelompok Nominal
Teknik kelompok nominal
(selanjutnya dipakai singkatan TKN) adalah salah satu teknik peran serta dalam
pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik sumbang
saran. Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968
(Delbecq, et all., 1975), dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan
pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan
ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan
penyelesaian yang terbaik.
Teknik kelompok nominal adalah
proses terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan/ide secara
perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok. Teknik mengurangi adanya
penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi. Bentuk pembuatan keputusan ini
adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir penyesuaian (conformity)
dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan yang dapat mereka dukung.
C. PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PATISIPATIF
Pengambilan keputusan partisipatif merupakan suatu
pengembangan konsep to grasp, menurut Allen dan Glikman (1992).
Kegiatan itu mencakup perubahan fundamental mengenai cara madrasah dikelola dan
cara mengungkapkan peranan dan hubungan kepala madrasah dengan masyarakat madrasah.
Pengambilan keputusan partisipatif adalah proses membuat keputusan madrasah
dalam suasana kerjasama pada semua level. Proses ini berlangsung dalam pola
membagi pengambilan keputusan yang “tidak dilakukan sekali dan kemudian
dilupakan”, melainkan dilakukan secara berkelanjutan.
Cara manajer menentukan saat yang tepat menggunakan
wewenangnya adalah dengan cara mengomunikasikan keputusan yang dibuatnya kepada
bawahan untuk memelihara koordinasi perilaku dalam satu kelompok dimana
keputusan atasan dikomunikasikan kepada yang lain. Dalam hal ini fungsi
keputusan menurut Simon (1997: 187) ada tiga, yaitu (1) it enforce
responsibility of the individual to choose who wield the authority; (2) it
secures expertise in the making of decisions; (3) it permits
coordination of activity. Dengan demikian, jika semua warga madrasah
memahami fungsi keputusan yang mencakup upaya memperkuat tanggung jawab
individu kepala madrasah bersama warga madrasah untuk mau menjalankan
kewenangan, memelihara keahlian dalam membuat keputusan dan memungkinkan adanya
koordinasi aktivitas maka konflik dapat dihindarkan di antara anggota
organisasi madrasah.
Tujuan pengambilan keputusan partisipatif ialah untuk
meningkatkan efektivitas madrasah dan pembelajaran murid dengan cara
peningkatan komitmen staf dan menjamin bahwa madrasah lebih bertanggung jawab
terhadap kebutuhan anak didik dan masyarakat. Keberhasilan anak didik dan
prestasi yang dicapai dipelihara dalam pencerahan pemikiran kita sebagai alasan
untuk mengimplementasikan pemikiran tentang pengambilan keputusan partisipatif.
Penggunaan teknik pengambilan keputusan partisipatif ini bertujuan untuk
pergantian akuntabilitas atau mengabaikan tanggung jawab dari atas kepada pusat
kekuatan staf, membuat sederhana pembagian pengambilan keputusan kepada yang
lain. Setiap orang yang berpartisipasi membuat keputusan harus dimintai tanggung
jawab terhadap hasil yang dicapai.
Pengambilan keputusan partisipatif memiliki nilai
potensial untuk meningkatkan mutu keputusan, mempermudah penerimaan keputusan
dan pelaksanaannya, membangkitkan kekuatan moral staf, meneguhkan komitmen dan
tim kerja, membangun kepercayaan, membantu staf dan administrator memperoleh
keterampilan baru dan meningkatkan keefektifan madrasah.
D. GAYA DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak
diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, perilak
pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dalam mendekati masalah tersebut
antara lain :
Ä
Pertama, penghindar
masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang
menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan
tidak ingin menghadapi masalah.
Ä
Kedua, penyelesaian
masalah. Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan masalah-masalah
apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi
masalah-masalah yang timbul.
Ä
Ketiga, Pencarian
masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna
diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.
S.P Robins dan DA. Decenzo membagi gaya
pengambilan keputusan manajemen dalam empat gaya :
a.
Gaya Direktif (pengarahan) c. Gaya konseptual
b.
Gaya analitis d. Gaya perilaku
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengambilan
keputusan adalah akhir proses panjang tentang identifikasi masalah, penetapan
peersyaratan pemecahan masalah, identifikasi alternative dan penilaian strategi
penyelesaian masalah.
Faktor
yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan. yaitu: (1) informasi yang
diketahui perihal permasalahan yang dihadapi; (2) tingkat pendidikan; (3)
personality; (4) coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang
terkait dengan permasalahan (proses adaptasi); dan (5) culture.
Berpikir
kreatif untuk memecahkan masalah dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
o
Tahap orientasi masalah. Tahap iluminasi
o
Tahap preparasi. Tahap verifikasi.
o
Tahap inkubasi
Metodedalam pengambilan keputusan dalam
organisasi yaitu :
Ä Kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion)
Ä Pendapat ahli (expert opinion)
Ä Kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion)
Ä Kesepakatan (consensus).
Teknikdalam
pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu
Ä
Teknik
Kreatif
a.
Brainstorming b. Synectics
Ä
Teknik
Partisipatif
Ä
Teknik
Modern
o Teknik Delphi Teknik Kelompok
Nominal
Cara-cara
manajer dalam mendekati masalah tersebut antara lain :
Pertama, penghindar masalah. Ketiga, Pencarian
masalah
Kedua, penyelesaian masalah.
S.P Robins dan
DA. Decenzo membagi gaya pengambilan keputusan manajemen dalam empat gaya :
a)
Gaya Direktif (pengarahan) c) Gaya konseptual
b)
Gaya analitis d) Gaya perilaku
DAFTAR PUSTAKA
http://zzzfadhlan.wordpress.com
http://musliadiuhamka.blogspot.com/2011/10/konsep-pengambilan-keputusan-dalam.html
http://skyknowledge.wordpress.com/2012/04/10/teknik-pengambilan-keputusan/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/16/keputusan-partisipatif/
Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan
Nasional. 2000. Perubahan dan Pengembangan Sekolah Menengah sebagai
Organisasi Belajar yang Efektif; Materi Diklat Pembinaan Kompetensi Calon
Kepala Sekolah/Kepala Sekolah.
http://gyakuza.wordpress.com/2011/02/01/7-pengambilan-keputusan/
0 komentar:
Posting Komentar