Adsense Indonesiaadsads

Kamis, 05 Mei 2011

PSIKOLOGI BELAJAR (Berfikir)

A. PENGERTIAN BERPIKIR
Berpikir merupakan daya yang paling utama dan ciri khas yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia mempunyai bahasa sedangkan hewan tidak mempunyai. Ada yang mengatakan hewan mempunyai bahasa akan tetapi bahasa hewan bukanlah bahasa seperti bahasa yang digunakan oleh manusia melainkan bahasa “instink”.
Singkatnya, manusia memiliki dan mampu berbahasa maka manusia berpikir, karena bahasa adalah alat terpenting bagi berpikir. Karena eratnya hubungan antara bahasa dan berpikir Plato pernah mengatakan dalam bukunya (Sophistes) “berbicara itu berpikir yang keras (terdengar) dan berpikir itu adalah berbicara batin”
Berpikir adalah satu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir dengan tujuan untuk menemukan pemahaman terhadap sesuatu yang kita kehendaki.
Ciri yang paling utama dari berpikir adalah adanya Abstraksi, yang artinya anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda,kejadian-kejadian dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Dalam arti sempit berpikir adalah meletakkan atau mencari hubungan antara abstraksi-abstraksi. Dalam hal ini berpikir erat hubungannya dengan daya-daya jiwa yang lain seperti :



a. Tanggapan, memegang peranan penting dalam berfikir, meskipun adakalanya dapat menggangu jalannya berpikir.
b. Ingatan merupakan syarat yang harus ada dalam berpikir, karena memberikan pengalaman-pengalaman dari pengamatan yang sudah lampau.
c. Pengertian merupakan hasil dari berpikir yang dapat memberi bantuan yang besar dalam proses berpikir.
d. Perasaan merupakan dasar yang mendukung suasana hati atau sebagai pemberi keteragan dan ketentuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.




B. PENDAPAT BEBERAPA ALIRAN PSIKOLOGI tentang BERPIKIR
Ada beberapa aliran psikologi yang berpendapat tentang berpikir antara lain :
1. Psikologi Asosiasi berpendapat bahwa berpikir merupakan jalannya tanggapan-tanggapan yang dikuasai oleh hukum asosiasi. Menurut aliran psikologi asosiasi bahwa alam kejiwaan yang paling penting adalah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-tanggapan tersebut. Tanggapan-tanggapan merupakan unsur paling sederhana dan dasar dari semua aktifitas kejiwaan manusia. Pendapat ini kemudian menimbulkan pendidikan dan pengajaran intelektualitas dan verbalistis. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah John Locke (1632 – 1704) dan Herbart (1771 – 1841).
2. Aliran Behaviorisme, berpendapat bahwa Berpikir adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat syaraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita megucapkan buah pikiran. Dapat disimpulkan bahwa pendapat Behaviorisme berpikir adalah berbicara sedangkan unsur paling sederhana dan dasar dalam kejiwaan manusia adalah Refleks. Refleks adalah gerakan atau reaksi tak sadar yang disebabkan adanya perangan dari luar. Dalam penyelidikannya, aliran behaviorisme hanya mau tahu soal tingkah laku manusia saja, sedangkan gejala psikis yang mungkin terjadi adalah akibat dari adanya perubahan-perubahan jasmani sebagai reaksi perangsang-perangsang tertentu.
Akibatnya banyak orang yang tidak menyetujui pendapat Behaviorisme karena manusia bukan sekedar mesin reaksi seperti robot yang hanya bertindak dan berbuat jika ada rangsangan dari luar. Begitu pula pendapat tentang berfikir,bahwa kadang-kadang dalam pekerjaan berpikir dapat dilihat atau didengar adanya berbicara, tetapi dalam kenyataannya bahwa orang bersenandung dapat sambil berfikir tentang sesuatu. Kita memandang berpikir sebagai aktifitas rohani yang sebenarnya, yang kadang disertai gejala-gejala jasmani. Tetapi gejala-gejala tersebut bukan termasuk hal yang esensiat dalam keaktifan berpikir.
3. Psikologi Gesalt, pendapat ini berlawanan dengan pendapat Behaviorisme, yaitu berpikir merupakan keaktifan psikis yang abstrak, yang psosesnya tidak dapat diamati dengan alat indra manusia.
4. Dari pendapat ahli Psikologi Gesalt, makapara ahli Psikologi sekarang sependapat bahwa proses berpikir pada taraf yang tinggi pada umumnya melalui tahapan sebagai berikut :

a) Timbulnya masalah,kesulitan yang harus dipecahkan;
b) Mencari dan mengumpulkan fakta-fakta yang dianggap ada hubungannya dengan pemecahan masalah tersebut;
c) Taraf pengolahan, fakta diolah dan dicerna;
d) Taraf penemuan, menemukan cara memecahkan masalah;
e) Menilai, menyempurnakan dan mencocokan hasil pemecahan.
Catatan, bahwa jalanya berpikir itu ditentukan oleh bermacam-macam faktor, adapun faktor-faktor tersebut yaitu bagaimana seseorang memahami suatu masalah, situasi yang sedang dialami seseorang dan situasi luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang tersebut, serta kecerdasan orang tersebut.

C. MACAM-MACAM CARA BERPIKIR
Dari penjelasan diatas berpikirorang mengolah, mengoraganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya, sehingga pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun menjadi kebulatan yang dapat dipahami. Dalam hal ini orang dapat mendekati masalahtersebut dalam beberapa cara :
1. Berpikir Induktif
Berpikir induktif adalah suatu proses dalam berfikir yang berlangsung dari khusus menuju yang umum. Artinya mencari sifat/cirri tertentu dari berbagai fenomena kemudian menarik kesimpulan bahwa sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena.
Tepat tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif tergantung kepada sampel fenomena yang diambil. Makin banyak jumlah sampel yang diambil maka semakin besar pula validitas dari kesimpulan tersebut, begitu sebaliknya.
2. Berpikir Deduktif
Berpikir deduktif adalah suatu proses berpikir yang berlangsung dari umum menuju yang khusus. Cara perpikir ini, orang bertolak dari teori, prinsip atau kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Sebagai contohnya:
• Semua manusia akan mati (kesimpulan umum)
• Anam adalah manusia (kesimpulan khusus)
• Anam akan mati (Kesimpulan Deduktif)
Selain itu adapula kesimpulan deduktif yang tidak dapat diterima kebenarannya atau biasa disebut silogisme semu.
Sebagai contoh :
 manusia bernafas dengan paru-paru (Kesimpulan umum)
 Anjing bernafas dengan paru-paru (kesimpulan khusus)
 Oleh karena itu Anjing adalah manusia (Kesimpulan yang salah)
3. Berpikir Analogis
Berpikir analogis adalah berpikir dengan jalan menyamakan atau membandingkan dari fenomena-fenomena yang oernah dialaminya. Cara berpikir ini beranggapan bahwa kebenaran dari fenomena yang dialami berlaku pula pada fenomena yang sekarang. Cara berpikir ini kebanarannya kurang dapat dipercaya karena ditentukan olehfaktor kebetulan bukan berdasarkan perhitungan yang tepat, dengan kata lain validasi kebenarannya sangat rendah.

D. HASIL-HASIL PENYELIDIKAN TENTANG BERPIKIR
Berikut ini akan kita kemukakan beberapa pendapat dari penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan oleh ahli psikologi terhdap proses berpikir manusia, antara alain :
a. Oswald Kulpe dan kawan-kawannnya, mengadakan eksperimen terhadap mahasiswa dengan menggunakan metode instropeksi-eksperimental, dan mendapat kesimpulan :
1) Bahwa di dalam manusia terdapat gejala-gejala psikis yang tidak dapat diragukan, selain itu kesan-kesan dan tanggapan-tanggapan yang diperoleh alat indra masih ada geljala yang lebih abstrak serta tidak dapat diragukan. Hal demikian terjadi karena faktor waktu berpikit orang tersebut.
2) Bahwa waktu berpikir, pribadi seseorang berperan sangat penting dan bukan faktor yang pasif melainkan faktor yang mengemudikan semua perbuatan sadar.
3) Bahwa berpikir mempunyai arah tujuan yang tertentu dan tujuan tersebut dipengaruhi oleh masalah yang harus dipecahkan.
b. Frohn dan kawan-kawannya, melakukan penyelidikan tentang proses dan perkembangan berpikir pada anak-anak terbelakang dan membandingkannya dengan anak-anak yang normal, sehingga menyimpulkan :
? Berfikir adalah bekerja dengan unsure-unsur yang abstrak dan bergerak kea rah yang ditentukan oleh masalah yang dihadapi. Tetapi pada anak-anak terbelakang dalam berpikir tidak dapat melepaskan diri dari tanggapan-tanggapan kongkret sehingga mereka tidak dapat membentuk pikiran yang logis dan umum.
? Bahwa di dalam kesadaran manusia dibedakan adanya tiga tingkatan (niveau kesadaran)
1. Tingkat lukisan kongkret, dalam tingkat ini tanggapan khusus terjadi karena pengamatan indra sifatnya masih kongkret. Kesadaran akan hubungan antara tanggapan-tanggapan belum ada.
2. Tingkat Skematis, dalam tingkatan ini tanggapan tidak kongkret lagi, melainkan sudah mempunyai lukisan-lukisan umum serta hubungan antara tanggapan dengan yang lain telah ada.
3. Tingkat Pengertian Abstrak, dalm tingkat ini pengertian-pengertian telah terbagi dalam golongan yang sifatnya abstrak. Alam pikirannya penuh dengan pengertian umum dan kekuatan jiwa ialah menyusun pengertian-pengertian tersebut yang ditentukan oleh permasalahn yang dihadapi.
Semua niveau memegang peranan berganti-ganti dalam kesadaran kita juga pada waktu orang berpikir.
c. Otto Selz dan Willwoll, mengambil kesimpulan terhadap peranan tanggapan dalam proses berpikir :
Selz : Bahwa tanggapan-tanggapan kongkret tidak mempengaruhi dalam proses berpikir dan tidak pulan merintangi jalannya berpikir.
Willwoll : Bahwa tanggapan kongkret dapat mengganggu jalannya berpikir dan tanggapan kongkret baru berguna setelah bagian yang tidak diperlukan hilang dari jiwa kita sehingga hanya sarinya yang asli saja.
Selz dan kawannya: berpikir adalah soal kecapakan menggunakan metode-metode menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Prof. Kohnstamm: menyatakan bahwa berpikir adalah mempelajari cara-cara mengolong-golongkan pengalaman yang ada pada jiwa, sehingga pengalaman yang banyak dan tidak teratur menyadi tersusun merupakan kebulatan yang mudah dipahami.
d. Dari hasil penyelidikan diatas berpengaruh terhdap perbaikan cara-cara mendidik dan mengajar di sekolah. Di dalam mendidik dan mengajar tidak hanya memberikan pengetahuan yang banyak ke dalam otak anak melainkan anak harus diajak berpikir yang baik. Agar anak dapat berpikir yang baik kita perlu memberikan :
1. Pengetahuan Siap (Parate Kennis) yaitu pengetahuan pasti yang sewaktu-waktu siap untuk dapat digunakan .
2. Pengertian yang berisi, yang mengandung arti dan benar-benar dimengerti oleh anak.
3. Melatih kecakapan membentuk skema, yang memungkinkan berpikir secara teratur dan skematis.
4. Soal-soal yang mendorong anak untuk berpikir. Dalam hal ini faktor motivasi sangat berperanan penting.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Berpikir adalah satu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
2. Berpikir erat hubungannya dengan daya-daya jiwa yang lain seperti :
a. Tanggapan, c. Pengertian
b. Ingatan d. Perasaan
3. Aliran psikologi yang berpendapat tentang berpikir :
a. Aliran Psikologi Asosiasi
b. Aliran Behaviorisme,
c. Psikologi Gesalt
d. Ahli Psikologi
4. Ada beberapa Macam Cara Berpikir
a) Berpikir Induktif
b) Berpikir Deduktif
c) Berpikir Analogis
5. Para ahli yang melakukan penyelidikan tentang berpikir, yaitu :
1) Oswald Kulpe dan kawan-kawannnya,
2) Frohn dan kawan-kawannya,
3) Otto Selz dan Willwoll,
4) Selz dan kawannya:
5) Prof. Kohnstamm:
B. SARAN
Sebagai makhluk Allah SWT yang menjadi khalifah di muka bumi, kami sarankan untuk berpikir baik guna untuk meningkatkan kemampuan kita di dunia dan sebagai bekal kita nanti akhirat.



DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ngalim Purwanto, M, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007


Download filenya di sini

Jangan lupa klik iklan di bawah ini untuk ucapan terima kasih!!! semoga bermanfaat!!!

0 komentar:

Posting Komentar


Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal


Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan. peluang usaha